Ahli memberikan 10 masukan ilmiah sebagai cara untuk menyelamatkan manusia dari ‘kiamat Bumi’ berupa pemanasan global yang makin menggila.
Laporan ini diharapkan mampu menjadi bekal bagi para pembuat kebijakan dengan penelitian Mahjong Ways ilmu iklim terbaru dan paling penting dari 18 bulan sebelumnya.
Peneliti disusun untuk membantu memberikan informasi pada negosiasi COP28 dan implementasi kebijakan hingga tahun 2024 dan seterusnya.
Simon Stiell, Sekretaris Eksekutif United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) mengatakan bahwa penelitian 10 Masukan Baru dalam Ilmu Pengetahuan Iklim menyediakan alat penting bagi para pengambil keputusan pada saat-saat kritis dalam kalender iklim setiap tahunnya.
Baca: Bill Gates Bicara Nasib Manusia, Jadwal Kiamat Sudah Pasti
“Temuan ilmiah dari laporan seperti ini harus menginformasikan rencana aksi yang ambisius dan berbasis bukti yang diperlukan dalam dekade kritis percepatan aksi iklim ini,” kata Simon, dilansir dari Science Daily, Jumat (8/12/2023).
Berikut daftar 10 masukan ilmiah mengenai perbaikan iklim:
- Peningkatan suhu di atas 1,5°C semakin tak dapat dihindari. Meminimalkan besaran dan durasi kenaikan suhu sangat penting.
- Penghapusan bahan bakar fosil secara cepat dan terkelola diperlukan untuk tetap berada dalam kisaran target Perjanjian Paris.
- Kebijakan yang kuat sangat penting untuk mencapai skala yang dibutuhkan untuk menghilangkan karbon dioksida (CDR) yang efektif.
- Ketergantungan yang berlebihan terhadap penyerap karbon alami merupakan strategi yang berisiko; kontribusi mereka di masa depan tidak pasti.
- Tata kelola bersama diperlukan untuk mengatasi keadaan darurat iklim dan keanekaragaman hayati yang saling terkait.
- Rangkaian peristiwa yang terjadi secara bersamaan memperkuat risiko iklim dan meningkatkan ketidakpastiannya.
- Hilangnya gletser gunung semakin cepat.
- Ketidakmampuan manusia untuk bergerak di wilayah dengan risiko iklim meningkat.
- Perangkat baru untuk mengoperasionalkan keadilan memungkinkan adaptasi iklim yang lebih efektif.
- Mereformasi sistem pangan dapat berkontribusi pada aksi iklim yang adil.
Profesor Laura Pereira dari Wits Global Change Institute, yang berkontribusi pada laporan ini dan memberikan presentasi di COP28, mengatakan “Mengingat kurangnya tindakan mitigasi hingga saat ini, tidak memadainya komitmen iklim oleh negara-negara maju, dan model pembangunan yang masih terkait dengan emisi karbon, suhu melebihi 1.5C memang tidak bisa dihindari,”.
Menurutnya, sekarang bukan waktunya untuk menyerah menghadapi “kiamat” yang membawa dunia menuju tepi jurang yang dapat menyebabkan banyak nyawa melayang, rumah dan tanah leluhur hancur, dan spesies tidak akan pernah terlihat lagi.
Sebaliknya, ini saatnya untuk menemukan jalur transformatif yang diperlukan untuk menuju arah yang lebih baik bagi manusia dan Bumi.