Sejarah Awal Uang Ditemukan, Baca Selengkapnya

Kalian pasti vetbookpro.com udah tidak asing bersama dengan keberadaan uang. Yap, duit berapapun nominalnya itu, udah jadi alat dalam sistem transaksi menjual membeli yang ditunaikan antar manusia. Seseorang tidak bisa saja mendapatkan duit berasal dari usahanya sendiri saja, dikarenakan manusia adalah makhluk sosial, maka dalam mendapatkan duit pun terhitung diiringi bersama dengan hubungan bersama dengan manusia lain.

Berbicara berkenaan histori uang, pasti Kalian tahu bahwa sebelum saat duit itu ada, orang-orang terhadap zaman dahulu manfaatkan sistem barter untuk sistem transaksi menjual membeli ini. Meskipun sebenarnya, sistem barter ini tetap banyak ditunaikan lebih-lebih di pedesaan, bersama dengan saling menukarkan bahan-bahan sembako dan berbagai jenis sayuran.

Keberadaan duit saat ini ternyata udah berkembang lho sejalan bersama dengan pertumbuhan zaman. Tak jarang, masyarakat udah banyak yang beralih ke dompet digital yang pasti saja duit di dalamnya bersifat digital.

Lalu, bagaimana sih histori duit itu? Mengapa sistem barter digantikan begitu saja oleh duit sebagai alat transaksi menjual beli? Apa yang dimaksud bersama dengan duit digital?

Sejarah Munculnya Uang

Mengenal Apa Itu Sistem Barter?

Sebelum mengkaji berkenaan histori uang, akan lebih baik apabila kalian memahami apa sih sistem barter itu.

Barter https://guruofjobs.com/ adalah sistem transaksi yang pertama kali digunakan para manusia, dikarenakan terhadap zaman dahulu, manusia belum mengenal apa itu uang. Sistem transaksi barter ini bersifat pertukaran pada barang bersama dengan barang, jasa bersama dengan jasa, barang bersama dengan jasa, atau lebih-lebih sebaliknya.

Pada masa lalu, orang atau sekelompok orang udah terasa bahwa mereka perlu sesuatu yang dihasilkan oleh pihak lain. Selain itu, populasi orang terhitung semakin meningkat, mengakibatkan mereka kudu memenuhi kebutuhan sehari-hari, lebih-lebih bersama dengan “menggunakan” barang atau jasa yang udah dihasilkan oleh pihak lain.

Maka berasal dari itu, muncullah inspirasi untuk saling menukarkan barang atau jasa. Syarat utama berasal dari pelaksanaan sistem barter ini adalah kudu ada orang yang idamkan saling mengambil alih barang atau jasa, dan mereka kudu saling membutuhkan.

Namun, sejalan perjalanannya, sistem barter justru menemui berbagai kendala, diantaranya:

Sulit memilih persentase atau standar nilai tukar

Contohnya, 12 buah jeruk mestinya memiliki nilai yang sama bersama dengan berapa satu kilogram gandum, tetapi orang-orang belum dapat memilih standar selanjutnya sehingga mereka sembarangan menukarnya.

Sulit dalam bertransaksi

Kelemahan berasal dari sistem barter adalah kala hendak bertransaksi, kudu ada dua belah pihak yang memiliki barang yang dibutuhkan satu sama lain. Contohnya, ada seseorang yang memiliki gandum, dirinya hendak menukarkan gandum selanjutnya bersama dengan buah semangka. Itu berarti, dirinya kudu melacak seseorang yang mempunyai buah semangka yang sekaligus tengah perlu gandum.

Apabila ternyata pemilik semangka tidak idamkan gandum tersebut, maka transaksi barter jadi batal.

Alat tukar sulit untuk dipecah

Contohnya, ada seseorang yang memiliki seekor ayam dan idamkan menukarkannya bersama dengan sebuah meja. Sementara seekor ayam selanjutnya hanya berharga sama bersama dengan separuh meja saja. Maka pemilik meja akan ada masalah untuk memecah atau membagi meja selanjutnya jadi nilai yang sesuai.

Alat tukar sulit untuk dibawa-bawa

Terutama terhadap barang yang memiliki jumlah banyak atau ukuran besar, maka pemilik barang selanjutnya akan ada masalah dalam mempunyai hartanya kesana-kemari. Belum lagi, kudu menemukan orang yang senang sepakat untuk menukarkan barangnya tersebut.

Sulit menaruh barang

Terlebih ulang jika barang yang hendak ditukar adalah buah-buahan, pasti akan cepat membusuk. Apabila udah busuk, pasti udah tidak dapat dijadikan sebagai alat bertransaksi.

Masa Uang Barang

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, muncullah lebih dari satu analisis untuk manfaatkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda-benda selanjutnya kebanyakan adalah yang dapat diterima oleh umum, memiliki nilai tinggi, dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer. Contohnya adalah garam, emas, kulit hewan, batu-batuan berharga, logam, kulit pohon, sampai kerang yang memiliki bentuk indah.

Pada zaman Romawi kuno, mereka manfaatkan garam sebagai alat tukar dan alat pembayaran upah. Sementara itu terhadap bangsa Arab, mereka manfaatkan unta dan kambing sebagai alat bertransaksi. Ada ulang di masyarakat Tibet yang manfaatkan teh-teh kuncir sebagai alat tukar.

Meskipun analisis ini tergolong lebih maju daripada sistem barter, selamanya saja terkandung kelemahan yang menjadikan masa duit barang ini semakin lama semakin berganti. Beberapa permasalahan yang nampak berasal dari pemanfaatan duit barang ini pada lain:

Hanya berlaku di area tertentu saja

Kesulitan dalam hal penyimpanan dan pengangkutan

Mudah rusak dan tidak tahan lama

Sulit dibagi jadi bagian yang lebih kecil

Masa Uang Logam

Atas terdapatnya kelemahan-kelemahan yang didapatkan berasal dari masa duit barang tersebut, menghidupkan inspirasi baru untuk menciptakan duit logam. Logam dipilih sebagai alat tukar sistem transaksi dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, tahan lama, tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa kurangi nilai, dan mudah dibawa. Logam yang biasa dipakai sebagai alat transaksi terhadap masa ini adalah emas dan perak.

Pada zaman itu, suatu negara akan dianggap udah mempraktikkan sistem duit emas jika negaranya udah memiliki standar emas dalam sistem transaksi perdagangan. Seiring bersama dengan berkembangnya transaksi perdagangan, maka akan memberi tambahan keuntungan bagi masyarakat, sehingga harta mereka terhitung semakin meningkat.

Nah, mereka kelanjutannya mengayalkan sebuah area yang aman untuk menitipkan uang-uang logamnya ke area tersebut, dikarenakan takut akan risiko pencurian. Biasanya, mereka akan menyimpannya di tukang emas atau pemuka agama.

Pihak-pihak yang dijadikan sebagai area “titipan” itu kelanjutannya memberi tambahan mereka akta bersifat kertas yang berisikan janji pihak penerima titipan. Akta-akta ini mendapatkan sambutan baik dikarenakan diterbitkan oleh seseorang atau instansi yang mempunyai reputasi keuangan yang terpandang di suatu negara. Kemunculan akta-akta inilah yang jadi pencetus dalam kemunculan sistem duit kertas.

Masa Uang Kertas

Kepercayaan masyarakat semakin tumbuh terhadap terdapatnya akta perjanjian yang diterbitkan instansi keuangan, justru menjadikannya sebagai alat yang masuk ke dalam peredaran transaksi. Jadi, dapat disebut bahwa akta-akta ini berharga sama bersama dengan duit dan lebih-lebih digunakan secara segera untuk membeli barang atau jasa.

Pada pertumbuhan selanjutnya, masyarakat jadi tidak ulang manfaatkan emas secara segera kala tengah bertransaksi. Sebagai gantinya, mereka akan menjadikan akta selanjutnya sebagai alat tukar.

Odgovori

Vaša adresa e-pošte neće biti objavljena. Obavezna polja su označena sa * (obavezno)